Menurut Erdi, keunggulan pertama Puan ialah memiliki rekam
jejak yang lengkap di dunia politik. Seperti diketahui, Puan pernah duduk di
eksekutif sebagai Menko PMK di periode pertama Presiden Jokowi dan sudah
beberapa periode menjadi anggota legislatif. Di partai tempatnya bernaung (PDI
Perjuangan), Puan juga tercatat sebagai Ketua DPP selama beberapa periode
kepengurusan.
"Track record Puan Maharani dalam panggung politik
sudah sangat lengkap. Popularitas Puan Maharani dimulai tahun 2009; setelah ia
terpilih sebagai anggota legislatif Pemilu 2009 dari Dapil Jawa Tengah V dengan
perolehan suara terbanyak kedua tingkat nasional.
Sebelumnya, Puan Maharani menjadi Ketua Bidang Perempuan dan
Pemberdayaan Masyarakat pada DPP-PDIP periode 2005-2010. Pertama kali “nyaleg”
tahun 2009 itu, Puan Maharani langsung mendapat suara terbanyak kedua dengan
perolehan sebanyak 242.505 suara," katanya saat dijumpai di Pontianak,
Selasa (8/6/2021).
"Kemudian, tahun 2014, saat kepemimpinan Presiden Jokowi,
Puan Maharani dipercaya sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan Indonesia. Selama 5 tahun berkarir di Kabinet Kerja, ia meninggalkan
jabatan strategis di DPP PDI Perjuangan dan putusan ini dicatat sebagai sikap
kenegarawanan dari seorang Puan Maharani.
Tahun 2019 yang lalu, Puan tidak lagi mencalonkan diri
sebagai menteri karena ikut kontentasi di Pileg. Hasilnya, lewat dapil yang
sama, dirinya terpilih sebagai Caleg dengan suara tertinggi, yakni 404.034
suara dan pada hari Senin, 30 September 2019, PDI Perjuangan sebagai partai
pemenang Pileg 2019 memutuskan Puan Maharani menjadi Ketua DPR RI tahun
2019-2024," sambungnya.
Keunggulan kedua, lanjut Erdi, ialah disokong oleh partai
besar dengan militansi dan loyalitas kader yang luar biasa. Menurut Erdi, belum
ada parpol di Indonesia yang loyalitas dan militansi kadernya mengalahkan PDI
Perjuangan. Hal itu dibuktikan dengan gerakan masif dari seluruh perangkat
partai di semua tingkatan dalam memenangkan tiga kali Pemilu (1999, 2014, dan
2019).
"Keunggulan ketiga memiliki titisan kepemimpinan dari
kakek dan ibu pemimpin. Seperti ibunya, Megawati Soekarnoputri yang dipilih
Soekarno sebagai pemimpin masa depan. Puan pun mendapatkan pilihan itu dari
ibunya, Megawati Soekarnoputri. Presiden Soekarno ketika menjadi Presiden RI
telah membaca bakat salah satu anaknya, yakni Megawati sebagai sosok pemimpin
masa depan.
Dari 11 anak Soekarno, hanya Megawati yang sering diajak
dalam acara kenegaraan sehingga kemudian hanya Megawati yang paling menonjol di
panggung politik. Pengalaman yang sama juga dilakukan oleh Megawati kepada tiga
anaknya. Ibunya memilih Puan untuk ikut dalam panggung politik, sementara dua
anak lelakinya tidak terpilih mengikuti jejaknya di panggung politik. Puan yang
merupakan anak dari Taufik Kemas satu-satunya menjadi logis dipilih Ibu
Megawati karena PDI Perjuangan dibesarkannya bersama Bapak Taufik Kemas,"
terangnya.
Sosok Puan yang dikenal irit bicara juga dinilai Erdi
sebagai sebuah kelebihan. Menurutnya, sikap yang sudah menjadi ciri melekat
pada diri Puan itu menunjukkan kematangan dan kebijaksanaannya sebagai politikus
dan sebagai pemimpin.
"Sosok Puan Maharani memang tidak banyak bersuara di
media sosial. Ciri lainnya adalah menampakkan mimik atau wajah kalem dan tidak
emosional. Namun, peran sebagai Ketua DPR tetap dipegangnya erat. Sekali
dirinya muncul, beritanya langsung viral seperti urusan haji baru-baru ini.
Di mana Duta Besar Arab Saudi secara khusus berkirim surat
kepada DPR untuk menjelaskan persoalan secara utuh dan tuntas. Diam itu emas
adalah ajaran Ibundanya Megawati Soekarnoputri. Kapan harus bersuara dan kapan
harus bertindak menjadi ciri dari Puan Maharani," paparnya.
Dengan sederet kelebihan tersebut, Erdi menilai PDI
Perjuangan sangat layak memberikan tiket capres kepada Puan Maharani pada
Pilpres 2024 mendatang.
Terlebih jika berhasil memenangkan pesta demokrasi lima
tahunan tersebut, Puan bakal memecahkan dua rekor dunia sekaligus, yakni
sebagai presiden perempuan pertama dari anak seorang presiden perempuan dan
cucu presiden yang menjadi presiden pertama.
"Sebanyak 7,7 miliar jiwa penduduk dunia saat ini,
tidak banyak manusia yang memiliki pengalaman unik, yakni ayah atau ibu
presiden dan anak pun berproses menjadi presiden. Puan Maharani adalah salah
satu fenomena paling unik di dunia. Oleh karena itu, peluang Puan Maharani
sangat besar untuk mendapat tiket Calon Presiden Republik Indonesia ke-8 pada
Pemilu 2024 kelak," tuturnya.
"Ketika nanti Puan Maharani mendapat mandat DPP PDI
Perjuangan sebagai Calon Presiden dan kemudian terpilih menjadi Presiden RI
ke-8, maka dua catatan penting buku Guinness World Record akan diukirnya.
Pertama, ia menjadi presiden perempuan pertama dari anak seorang presiden
perempuan dunia.
Kedua, cucu presiden yang menjadi presiden pertama di
generasi ketiga dunia. Ketika partai politik sebesar PDI Perjuangan ingin
berkomitmen mencatatkan Puan Maharani ke dalam buku Guinness World Record
tersebut, tidak ada yang bisa menghentikan langkah Puan Maharani menuju Istana di
tahun 2024," pungkasnya.
Ditemui terpisah, Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat
Lasarus juga melontarkan pernyataan yang memperkuat kelayakan Puan untuk
diusung PDI Perjuangan pada Pilpres 2024 mendatang.
Lasarus berujar, Puan merupakan politikus yang sarat
pengalaman dan telah menunjukkan keberhasilannya dalam memimpin lembaga
pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif.
"Ibu Puan Maharani layak mendapatkan tiket nyapres di
2024 melalui PDI Perjuangan karena beliau itu sarat pengalaman, baik di
politik, legislatif dan pemerintahan.
Sukses di politik karena di nama beliau selalu bertengger di
jajaran DPP pada beberapa periode kepengurusan, di pemerintahan berhasil
memimpin lembaga sebesar Kemenko PMK. Dan di legislatif, semuanya tahu kalau
beliau merupakan Ketua DPR RI dan peraih suara terbanyak se-Indonesia di Pemilu
2019 lalu," ucapnya.